Kota Malang dengan banyak Obyek wisata, salah satunya Obyek wisata Air terjun di Malang Coban Rondo (air terjun janda) yaitu nama tempat wisata air terjun. Objek itu ada di dalam rimba pinus yang dikelola Kesatuan Pemangkuan Rimba (KPH), Perum Perhutani Malang. Coban Rondo terdapat di ketinggian 1. 135 mtr. lereng Gunung Kawi, Kabupaten Malang.
Untuk menuju daerah di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang ini tak susah. Perjalanan dari Surabaya ke Malang, Batu, serta diteruskan ke Pujon bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi ataupun jasa sewa mobil di malang atau rental mobil di malang.
Cuma saja untuk hingga di tempat berjarak seputar 25 km. dari Kota Malang itu mesti waspada, karena jalan kesana berkelok-kelok, bertebing serta di segi yang lain jurang yang curam serta dan riskan longsor. Terlebih waktu musim hujan.
Dari jalan raya Batu - Pujon pengunjung mesti melewati jalan beraspal di dalam rimba pinus seputar dua km.. Sepanjang perjalanan, pengunjung disajikan panorama berbentuk hamparan rimba pinus yang menghijau. Situasi fresh dibalut angin nan-sejuk.
Masuk ke tempat Coban Rondo pengunjung tak perlu merogoh kantong terlampau dalam, cuma Rp10 ribu per orang. Pengunjung dapat sepuasnya nikmati indahnya lokasi air terjun janda.
Sejauh mata melihat serta kepala sedikit mendongak, jadi kita seperti ada di kepungan bukit menjulang. Bukit yang banyak tumbuh bermacam pohon-pohon itu juga ditempati sekawanan monyet. Monyet ditempat itu cukup jinak. Bahkan juga, dapat di ajak bercengkerama bila di beri jagung atau kacang.
Tempat parkir cukup luas. Di segi kanan ataupun kiri banyak kios penjual jajanan serta makanan seperti kentang goreng, kacang rebus, bermacam minuman, bermacam makanan, sate ayam, sate kelinci serta lain sebagainya. Bahkan juga, pengunjung dapat juga memperoleh beragam jenis oleh-oleh khas Malang, terutama Coban Rondo.
Di segi lain dari tempat parkir, masih juga dalam lokasi Coban Rondo, ada juga sarana untuk aktivitas " outbond " atau " team building ". Terkecuali lapangan yang dapat dipakai untuk berkemah, juga ada sarana penunjang aktivitas grup itu seperti " high rope corse ", " camping ground ", " tracking line flying camp ", " climbing wall " serta yang lain.
Disamping itu dari tempat parkir kendaraan, pengunjung mesti jalan kaki seputar 500 mtr. menyusuri aliran sungai dari air terjun Coban Rondo. Air jernih bergemericik bikin kesejukan lokasi itu makin merasa. Suhu hawa di lokasi Coban Rondo rata-rata 22 derajat celcius.
Makin mendekati kolam tempat curahan air terjun ada bangunan mushalla, tempat istirahat serta di segi selanjutnya ada bangunan seperti joglo yang umum digunakan pengunjung untuk melepas capek atau bahkan juga untuk aktivitas grup, seperti belajar teater.
Berjarak seputar 200 mtr. dari air terjun ada seperangkat tempat duduk menghadap sungai, agak maju ke depan ada tempat berteduh serta papan peringatan tentang batas pengunjung.
Sedang agak menjorok dari papan itu ada bongkahan batu besar. Air yang tumpah memanglah tak hingga ke bongkahan batu, namun cipratan air dapat lebih jauh dari batu itu lantaran tiupan angin.
Dingin. Air dari Air Terjun Coban Rondo memanglah cukup dingin. " Diatas sana ada pabrik es-nya, " kata seseorang pengunjung berseloroh.
Air Terjun Coban Rondo kurang lebih setinggi 84 mtr.. Pada musim hujan, debet air terjun dapat meraih 150 liter per detik, sedang pada musim kemarau debet air seputar 90 liter per detik. Air mengalir selalu, tidak ada henti. Karenanya, air dari Coban Rondo digunakan juga untuk irigasi pertanian orang-orang seputar.
Hawa sejuk serta situasi fresh dianungi pohon-pohon rindang bikin pengunjung kerasan berlama-lama di tempat wisata ini. Bapak-bapak, ibu-ibu, remaja serta anak-anak terlihat nikmati pemandangan alam yang eksotis itu.
Legenda
Kehadiran Air Terjun Coban Rondo nyatanya sampai saat ini masih tetap menaruh narasi yang berkembang di orang-orang setempat. Narasi itu ada yang yakini benar ada, namun banyak juga yang yakini narasi itu sekedar hanya legenda.
Coban adalah kata dalam bhs Jawa bermakna air terjun. Sedang rondo bermakna janda. Ada legenda perihal asal-usul nama air terjun ini. Legenda tentang air terjun ini bisa dikaji pada papan berbingkai kaca dekat air terjun. Legenda Coban Rondo tercatat di situ.
Dalam narasi legenda itu diceritakan, ada pasangan suami istri yang baru menikah, yaitu Dewi Anjarwati yang datang dari Gunung Kawi serta Raden Baron Kusuma dari Gunung Anjasmoro.
Saat pernikahan berumur 36 hari atau orang-orang Jawa menyebutnya selapan, Dewi Anjarmwati mengajak suaminya untuk berkunjung ke Gunung Anjasmoro, daerah asal suaminya. Orangtua Dewi Anjarwati melarang keduanya pergi lantaran baru selapan. Namun, Dewi Anjarwati serta suaminya terus berkeras untuk pergi.
Akan tetapi, saat dalam perjalanan, mereka berdua dikagetkan dengan hadirnya Joko Lelono yg tidak di ketahui asal-usulnya. Joko Lelono terpikat oleh kecantikan Dewi Anjarwati serta berupaya merebutnya. Pada akhirnya berlangsung perkelahian pada Raden Baron Kusuma dengan Joko Lelono.
Raden Baron pada ponokawan yang menemani berpesan supaya Dewi Anjarwati disembunyikan ditempat yang ada cobannya (air terjun). Perkelahian juga selalu berjalan hingga pada akhirnya Raden Baron serta Joko Lelono keduanya sama tewas.
Dengan hal tersebut, Dewi Anjarwati jadi janda atau dalam Bhs Jawa yakni rondo. Mulai sejak waktu itu, air terjun tempat Dewi Anjarwati menanti suaminya dimaksud Coban Rondo. Konon, batu besar dibawah air terjun adalah tempat duduk sang putri
0 comments:
Post a Comment